Cerita I Wayan Sutiawan, Staf IT di PT Sumber Hidup Sehat, Lulusan Program Baparekraf Digital Talent 2022 Tahap 2
“Bakat bukanlah apa-apa tanpa ketekunan.”
(Dean Crawford, Penulis Britania Raya)
Sebagai seorang pekerja keras yang pantang menyerah, I Wayan Sutiawan (33) setuju dengan ucapan Dean Crawford di atas. Ketekunan berkontribusi penuh atas keberhasilan yang diraihnya selain minat dan bakat.
Sejak SMP, Wayan bercita-cita untuk bisa berkarier di dunia teknologi. Namun, sang ayah yang berprofesi sebagai petani dan sesekali bekerja sebagai kuli bangunan tidak bisa menyediakan seperangkat komputer untuk sang putra. Akhirnya, berbekal uang Rp15.000,00, Wayan mengambil langkah pertamanya menuju cita-citanya jadi seorang talenta digital, yaitu dengan mengikuti kursus komputer di sekolah.
Wayan adalah anak pertama dari dua bersaudara. Ayahnya adalah seorang petani, yang terkadang bekerja sebagai seorang kuli bangunan, sedangkan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga. Di Desa Jelijih Punggang, Kabupaten Tabanan, Wayan lahir dan bertumbuh.
Sejak kecil, Wayan sudah tertarik pada komputer. Sayangnya, di desa tempatnya tinggal, teknologi belum terlalu maju. Untuk bisa mengakses area publik pun Wayan kesulitan karena rumahnya berjarak 33 kilometer dari kota. Akhirnya, Wayan memanfaatkan sekolahnya sebagai satu-satunya tempat, di mana ia bisa belajar lebih banyak tentang komputer.
“Kebetulan di sekolah saya, SMPN 2 Pupuan, ada tiga komputer. Untuk bisa belajar komputer lebih lanjut, saya harus bayar kursus sebesar Rp15.000,00,” ucap Wayan.
Dengan keterbatasan dana yang ia punya, Wayan memutuskan untuk ikut kursus tersebut. Dari situ, minat Wayan untuk mendalami ilmu teknologi kian bertumbuh. Ini membuatnya memutuskan untuk melanjutkan sekolah ke SMKN 1 Tabanan hingga akhirnya lulus dan meneruskan studi D1 ke Wearnes Education Center, Bali.
Sebenarnya, Wayan ingin melanjutkan studi sarjana selepas lulus SMK. Namun, keterbatasan biaya membuatnya hanya bisa berkuliah hingga tingkat D1. Akhirnya, dari Desa Jelijih Punggang, Wayan merantau ke Denpasar berbekal uang seadanya.
Tak ingin mengecewakan kedua orang tuanya yang telah berkorban banyak untuk pendidikannya, Wayan berusaha memberikan yang terbaik selama berkuliah di Wearnes Education Center, jurusan Teknik Informatika. Keterbatasan biaya tidak menghambat Wayan menamatkan studi dan membuat ayah serta ibunya bangga.
Selepas D1, Wayan sangat ingin melanjutkan S1, tetapi belum memiliki cukup uang. Akhirnya, berbekal ijazah D1, Wayan melamar kerja sebagai IT Support paruh waktu di PT Gagan Indonesia, sebuah perusahaan distributor mode ternama yang berbasis di Bali. Penghasilan yang Wayan dapatkan dari bekerja di perusahaan inilah yang membuatnya bisa menabung dan melanjutkan S1 di Institut Bisnis dan Teknologi Indonesia, Bali.
Selama berkuliah S1, Wayan harus membagi waktu antara belajar dan bekerja. Kegiatan ini Wayan jalani sejak tahun 2009 hingga tahun 2013. Akhirnya, setelah pada tahun 2013 Wayan berhasil menyandang gelar sarjana, ia diangkat menjadi karyawan tetap di PT Gagan Indonesia. Sayangnya, Wayan sempat dihadapkan dengan ujian besar saat perusahaan tempatnya bekerja dinyatakan pailit pada tahun 2017.
Tutupnya perusahaan tempat Wayan bekerja tak dijadikannya sebagai penghambat untuk maju. Justru, Wayan mendapatkan karier baru yang membukakan pintu kesempatan baru.
Setelah tak lagi bekerja di PT Gagan Indonesia, Wayan bekerja di sebuah perusahaan farmasi bernama PT Sumber Hidup Sehat, yang masih berbasis di Bali. Di sana, ia berperan sebagai seorang Staf IT yang bertugas untuk mengelola infrastruktur teknologi perusahaan. Bergabungnya Wayan di PT Sumber Hidup Sehat memberikannya kesempatan untuk berkenalan dengan Dicoding.
Dulu, Wayan sempat terpilih untuk mengikuti ujian pada sebuah platform penyedia layanan cloud computing. Ia diutus langsung oleh pihak Manajemen IT di perusahaannya. Sayangnya, proses belajarnya yang hanya berlangsung tiga minggu membuatnya tak berhasil lulus. Akhirnya, Wayan memutuskan untuk mencari platform pembelajaran cloud computing di internet yang menuntunnya pada Dicoding.
Wayan pun menjadi peserta salah satu program belajar cloud computing di Dicoding. Setelah belajar di sana, Wayan lulus ujian cloud computing yang sempat diikutinya dulu. Dari keikutsertaannya di program belajar Dicoding itulah Wayan mendapatkan info mengenai program Baparekraf Digital Talent (BDT) 2022 Tahap 2.
Dari sebuah pos di media sosial Dicoding, Wayan mendapatkan informasi mengenai program BDT 2022 Tahap 2. Saat itu, program tersebut menawarkan empat paket fasilitasi yang bisa peserta pilih salah satunya, yaitu Sertifikat Professional Google IT Support, Sertifikat Professional Google Analisis Data, pembelajaran Android Developer Dasar, dan pembelajaran Machine Learning.
Dari keempat paket fasilitasi yang ditawarkan oleh BDT 2022 Tahap 2, Sertifikat Professional Google IT Support adalah paket yang paling Wayan idam-idamkan. Ini karena ia ingin mempelajari standar kerja seorang IT Support beserta metode yang harus dilakukan dalam memecahkan suatu permasalahan teknologi. Akhirnya, Wayan memutuskan untuk mendaftar program BDT 2022 Tahap 2.
“Saya senang bisa diterima dan belajar untuk sertifikasi Professional Google IT Support di BDT 2022 Tahap 2, meski harus cari celah buka portal belajar saat kerja dan begadang setiap hari untuk mengulang materi.”
Meski perlu sekali lagi membagi waktu antara belajar dan bekerja layaknya saat berkuliah S1 dulu, Wayan merasa beruntung bisa menjadi salah satu peserta program BDT 2022 Tahap 2. Ia memperoleh berbagai hal dari BDT, salah satunya adalah wawasan mengenai metode kerja seorang IT Support. Wayan jadi tahu cara membuat dokumentasi pekerjaan, menghadapi komplain pengguna, serta terbiasa membaca log.
Setelah sepuluh minggu lamanya belajar di program BDT 2022 Tahap 2, Wayan berhasil lulus. Ia memperoleh ilmu yang dapat menunjang kariernya saat ini.
“Selepas belajar di BDT 2022 Tahap 2, saya jadi lebih cepat menganalisa kerusakan infrastruktur teknologi di kantor. Ini membuat nilai Key Performance Indicator (KPI) saya di kantor semakin bagus karena semakin sedikit user yang komplain atas kerusakan infrastruktur IT.”
Telah mendapatkan pengetahuan melimpah dari BDT 2022 Tahap 2 yang mendukung pekerjaannya saat ini membuat Wayan tak ingin berhenti mengembangkan diri. Selain itu, Wayan pun bercita-cita untuk menjadi seorang talenta teknologi yang tidak hanya matang dari segi kemampuan teknis, tetapi juga unggul dalam melakukan manajemen dan komunikasi.
Sebagai seorang Lulusan BDT 2022 Tahap 2, Wayan amat merekomendasikan program ini pada seluruh profesional di bidang IT yang ingin mengembangkan kemampuan seperti dirinya. Selain itu, ia juga ingin mendorong pada para calon talenta digital untuk berani melakukan hal kecil yang dapat berdampak pada mimpi besar mereka. Seperti Wayan kecil yang dulu tak ragu mengeluarkan uang Rp15.000,00 untuk ikut sebuah kursus komputer di sekolah dan kini berhasil menjadi seorang talenta teknologi bersertifikasi Google dengan karier yang cemerlang.
–
Baparekraf Digital Talent 2022 Team